TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Dawai-Dawai Asmara {5}



Dawai-Dawai Asmara {5}

0  "K… kau siapa?! Apa yang kau lakukan kepada Anqier!" teriak seorang gadis kecil lainnya, saat Chen Liao Xuan selesai menyalurkan sedikit energinya. Dia mendongak, memandang gadis kecil lainnya yang kini tampak histeris melihatnya merengkuh Anqier. Untuk kemudian, dia mendekat, mendorong tubuh Chen Liao Xuan sampai dia terjatuh. Dan Anqier terpelanting jatuh ke tanah.    
0

   "Apa kau gila? Dia terjatuh hanya karena kau!" marah Chen Liao Xuan.    

   "Bukankah yang gila itu kau, Tuan? Siapa kau ini? Kenapa kau menyentuh sahabatku, huh? Apa kau tak tahu adab? Apa kau tak tahu jika apa yang kau lakukan itu sudah sangat kurang ajar!"    

   Chen Liao Xuan tampak berdecak. Adab, adab mana yang gadis tengik itu katakana? Dia adalah Raja Iblis, tentu saja. Dan siapa yang berani memarahinya sampai seperti ini? Terlebih urusan menyentuh seorang perempuan. Dia bisa melakukannya kapan pun, dan dengan siapa pun yang dia mau. Lantas, kenapa di sini dia diadili seperti dia adalah manusia paling nista di dunia.    

   Chen Liao Xuan tampak memijat pelipisnya, iya dia lupa. Di mana dia sekarang, dan dia sedang menyamar sebagai apa. Tentu, semua aturan-aturan sialan dari kalangan manusia benar-benar membuatnya gerah bukan main.     

   Sambil menyibak jubahnya, Chen Liao Xuan kembali membawa Anqier, dan dengan tatapan sengitnya kepada gadis itu, dia tampak menyeringai.    

   "Apa kau pikir, kau akan kuat menggendong sahabatmu ini untuk pulang? Atau kau akan menyeret kakinya untuk melakukannya karena tak ingin bantuanku? Ayolah, aku akan membawanya ke gubug itu, tunggu dia sadarkan diri dan setelah itu lakukan semaumu kepadanya," suara dingin itu, tampak menginterupsi Yang Si Qi. Tanpa protes akhirnya dia menurut juga, sambil terus membuntuti langkah Chen Liao Xuan dari belakang.    

   "K… kau dari mana? Aku tak pernah melihat ada pemuda sepertimu di kawasan ini. Dari pakaianmu, sepertinya kau bukan dari keluarga sembarangan. Semua yang melekat di tubuhmu adalah sutera asli, Tuan,"    

   "Lantas apakah jika aku bukan dari keluarga sembarangan, kau merubah cara pandangmu kepadaku, Nona?" ketus Chen Liao Xuan.    

   Yang Si Qi tampak terdiam sejenak, kemudian dia tampak mengerutkan keningnya. Berjalan di tengah-tengah hutan pinus seperti ini, seolah membuatnya bernostalgia akan sesuatu.    

   "Bagaimana kau bisa bertemu dengan Liu Anqier, Tuan? Bagaimana bisa Liu Anqier ada bersama Anda dalam kondisinya yang tak sadarkan diri seperti ini?" tanya Yang Si Qi lagi.    

   Chen Liao Xuan yang agaknya baru tahu siapa nama gadis kecil dalam rengkuhannya itu tampak terdiam sejenak. Liau Anqier? Anqier… kenapa nama itu tampak tak asing sekali di telinganya? Kenapa dia seperti tampak familier dan rindu sekali dengan nama itu. Anqier? Sebenarnya, apa arti nama itu dalam hidupnya?    

   "Tuan, apa kau mendengarku?" tanya itu kemudian membuat Chen Liao Xuan tersadar, untuk kemudian dia memandang gadis kecil yang terus bertanya tanpa henti kepadanya dengan tatapan seriusnya.    

   "Dia menolongku saat aku terluka dalam sebuah peperangan. Dan semalam kami sedikit mengalami salah paham. Aku pikir dia adalah musuh yang menyamar, sehingga aku melukainya. Hingga sekarang dia menjadi lemah seperti ini," dusta Chen Liao Xuan.    

   "Melukai?"    

   "Aku mencekik dan mengambil tenaga dalamnya," ralatnya dengan cepat.    

   "Untunglah kau tak membunuh sahabatku, asal kau tahu saja dia adalah gadis yang istimewa. Dia diberikan kesitimewaan oleh langit, yang tak dimiliki oleh orang lain. Dan kau harus hati-hati untuk berpikir bisa melukainya, Tuan,"    

   "Apa yang kau katakana?" tanya Chen Liao Xuan agaknya penasaran dengan apa yang diucapkan oleh gadis kecil itu. Sepertinya, ini berhubungan dengan cahaya yang muncul dari dalam tubuh Anqier, dan Chen Liao Xuan sangat ingin tahu cahaya apa itu.    

   "Lahirnya Liu Anqier adalah tepat sepuluh ribu tahun peringatan yang mengerikan itu di langit. Dulu, kabarnya, sepuluh ribu tahun yang lalu, tepatnya di malam pertama purnama musim gugur, langit sedang berduka. Kabarnya malam itu di langit, sedang ada pertempuran sengit antara kerajaan langit dan kerajaan iblis. Kemenangan dimiliki oleh kerajaan langit, dengan tanda terpenggalnya Sang Raja Iblis dan kepalanya dibawa pulang oleh Putra Mahkota kembali ke kahyangan. Namun, tepat saat itu juga, calon istri dari Putra Mahkota terbunuh dengan cara sadis. Hingga akhirnya, Sang Putra Mahkota membalaskan dendam kematian calon istrinya. Dia membunuh salah satu penasihat Raja, dan itu berhasil membuat Sang Raja Langit murka. Banyak para ahli ramal dan ahli kitab mengatakan, kalau Putra Mahkota diberi hukuman oleh Sang Raja dengan cara diturunkan ke bumi. Ada juga yang mengatakan jika Putra Mahkota dikurung di dalam goa pengasingan di langit. Dan sampai sekarang Sang Putra Mahkota Mahkota belum ada kabarnya. Kisah tragis dari cinta pilu Putra Mahkota langit dan kekasihnya benar-benar sangat melegenda, bahkan legendanya sampai ke berbagai lapisan makhluk di bumi ini. Itulah sebabnya, malam mengerikan itu disebut sebagai duka langit akan cinta yang mendalam. Meski kabar itu masih belum tentu kebenarannya tapi semua orang percaya. Dan kelahiran Anqier itu, tepat di malam sepuluh ribu tahun peringatan kejadian naas itu, dan sangat kebetulan sekali, malam di mana lahirnya Anqier, langit benar-benar sangat mengerikan, bada dan hujan petir datang silih berganti hingga Anqier lahir di dunia. Tubuhnya mengeluarkan cahaya putih keemasan yang menyala, semua orang meyakini jika Anqier adalah gadis suci yang memiliki berkat dari langit. Bahkan ayahnya, yang merupakan seorang tabib suci mempercayai, cahaya yang keluar dari tubuh Anqier adalah, cahaya Dewi. Bahkan, dari lahir dan sampai detik ini, Anqier tak pernah sakit, setiap ada orang yang ingin menyelakainya pun tidak akan bisa. Dia selalu dilindungi oleh cahaya itu. Dan melihat dari fisik Anqier, para orang-orang Desa menyebutkan bahwa, Anqier adalah salah satu titisan Dewi dari kahyangan yang dihukum untuk turun ke bumi. Ya, kurang lebih seperti itu,"    

   Mendengar cerita Yang Si Qi, Chen Liao Xuan tampak berdecak. Dia tak percaya dengan yang namanya titisan, reinkarnasi, atau apa pun itu. Makhluk hidup untuk dirinya sendiri, dan ketika dia mati dia akan kehilangan kehidupannya. Jadi menurutnya, tidak ada yang namanya reinkarnasi, yang ada sekali dia mati maka selamanya dia akan mati. Dan musnah bukanlah hal yang sangat menyenangkan bagi siapa saja yang ingin hidup abadi. Terutama… dirinya.    

   "Tuan, siapa namamu? Kenapa sedari tadi aku tak tahu siapa namu? Kau berasal dari desa mana? Atau malah kau adalah keluarga bangsawan yang tersesat di hutan ini?" selidik Yang Si Qi. "Namaku adalah Yang Si Qi, aku teman semasa kecil Liu Anqier," katanya lagi memperkenalkan diri.    

   "Chen…," kata Chen Liao Xuan terhenti. Tidak… dia tidak mungkin mengatakan siapa namanya di depan gadis bernama Yang Si Qi ini. "Chen… aku dari keluarga Chen, dari daerah selatan," jawab Chen Liao Xuan lagi.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.